pergaulan remaja dalam islam

Etika Pergaulan Muda-Mudi dalam Islam

 

MAKALAH

 

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

 

 

Oleh :

  1. 1.       Muhammad Nizar
  2. 2.       Muhammad Faqih
  3. 3.       Nailul Mala Ilaihi
  4. 4.       Puput Widowati
  5. 5.       Windiarti

Semester / Kelas : I / Pagi A

 

PROGRAM STUDI EKONOMI

PRODI AKUNTANSI

UNIVERSITAS PEKALONGAN ( UNIKAL )

2013

Kata Pengantar

 

 

Bismillahirrahmanirrahim…

 

            Segala puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka penulis telah menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.

 

            Berikut penulis  mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Etika Pergaulan Muda Mudi dalam Islam”, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari bagaimana tata cara bergaul muda-mudi yang benar secara syariat islam dalam kehidupan bermasyarakat.

 

            Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan mohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

 

            Dengan ini Kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.Aamiin….

 

 

Pekalongan, 26 September 2013

 

 

 

 

                   Penulis

DAFTAR ISI

                                                                                                 

          Kata Pengantar ……………………………………………….. 2

          Daftar Isi …………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang …………………………………………………………..   4

1.2              Rumusan Masalah ………………………………………………………   4

1.3              Maksud dan Tujuan ……………………………………………………   4

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pergaulan remaja dalam islam …………………………..   6

2.2  Aspek-aspek Perkembangan Remaja …………………………………   7

2.3  Ciri-ciri masa Remaja (muda-mudi) …………………………………..   10

2.4  Perilaku Remaja saat ini …………………………………………………..   10

2.5  Etika Pergaulan remaja dalam islam …………………………………..   11

2.6  Dampak Negatif Pergaulan remaja ……………………………………   17

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan ……………………………………………………………………   18

3.2  Saran …………………………………………………………………………….   18

 

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………… 19

BIODATA ……………………………………………………….. 20

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.         Latar Belakang

Di era globalisasi ini, dunia dipenuhi dengan berbagai macam teknologi yang canggih. Mulai dari teknologi yang menguntungkan sampai teknologi yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan. Dan dari teknologi ini dapat kita ambil contoh yaitu TV. Bagaimana kita lihat banyak acara yang justru menghancurkan kepribadian pemuda pemudi kita.

Mereka mengikuti adegan yang ia lihat. Seperti berpacaran, berdua-duaan  yang bukan muhrimnya (berkhalwat) dan masih banyak hal-hal yang dikerjakan yang sebenarnya di luar syariat Islam. Kalau tanpa, kesadaran dari diri kita masing-masing maka generasi selanjutnya akan hancur akan banyak generasi baru yang lahir tanpa berlandaskan agama Islam. Dengan melihat kejadian di atas maka hal inilah yang melatarbelakangi  kami  menyusun makalah ini.

 

1.2.         Rumusan Masalah

  1. Apa yang Di maksud Pergaulan Masa Muda-Mudi (remaja)?
  2. Apa Saja Aspek-aspek Perkembangan pada Masa Muda-mudi (remaja)?
  3. Apa Saja Ciri-Ciri Masa Muda-Mudi (remaja)?
  4. Bagaimana Perilaku Muda-mudi Islam Saat ini?
  5. Bagaimana Etika bergaul Muda Mudi dalam Islam?
  6. Apa Dampak Negatif Dari Pergaulan Muda-Mudi dalam Islam?

 

1.3.         Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah :

  • Untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam
  • Untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT,
  • Untuk mendalami dan mengamalkan betapa pentingnya Pergaulan Antara Muda-Mudi (Lawan Jenis) Menurut Syari’at Islam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.          Pengertian

Pergaulan antara muda mudi ( Lawan Jenis ) menurut syari’at islam adalah pergaulan yang dilakukan seorang muda mudi dalam kehidupan sehari – hari atau berinteraksi terhadap sesama manusia yang didasarkan kepada Al – Qur’an dan Hadist, yaitu sebagai contoh seseorang laki – laki berta’arruf kepada seorang perempuan

Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer di kehidupan kita. Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya. Dalam konteks hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, istilah tak kenal maka tak sayang adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai. Apa lagi, di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat. Yaitu, suatu hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah berhubungan erat dan saling menyayangi. Hubungan seperti ini oleh masyarakat dikenal dengan istilah pacaran.

Istilah pacaran berasal dari kata dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Istilah pacaran dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah pasangan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Para ulama telah banyak membicarakan masalah ini, seperti misalnya yang terdapat dalam Fatwa Lajnah Daimah, sebuah kumpulan fatwa dari beberapa ulama. Sebelum sampai pada simpulan hukum pacaran, terlebih dahulu ditelusuri berbagai kemungkinan yang terjadi ketika sebuah pasangan muda-mudi yang bukan mahram menjalin hubungan secara intim. Dengan penelusuran seperti ini, suatu tindakan tertentu yang berkaitan dengan hubungan muda-mudi ini dapat dinilai dari sudut pandang syarâ. Dengan demikian, kita akan dengan mudah mengetahui suatu hubungan yang masih dapat ditoleransi oleh syariat dan yang tidak.

Apa yang terjadi dari sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima: perkenalan, hubungan sahabat, jatuh cinta, hubungan intim, dan hubungan suami istri.

(Sumber : http://assyafieq.blogspot.com/2010/11/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html)

 

2.2.          Aspek-aspek Perkembangan pada Masa Remaja

  1. Aspek Fisik

Secara fisik masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual dimana remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ testis dan kelenjar prostart, matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah, sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium yang bisa menghasilkan sel telur yang membuat remaja putri mengalami haid.

  1. Aspek Intlektual (kognitif)

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir oprasional formal, tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir afstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain dan masyarakat), dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan masalah).Tipe pemikiran logis ini.oleh plaget disebut juga pemikiran deduktif hipotatik (hypotatical-deductivereasoning),yaitu kemampuan koqnitif untuk mengembangkan hipotesis (dugaan-dugaan terbaik) tentang cara-cara memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan. Tahap berpikir oprasional formal ini ditandai juga dengan ciri-ciri:

–          Cara berpikir yang tidak sebatas disini dan sekarang

–          Kemampuan berpikir hipotetik

–          Kemampuan melakukan eksplorasi dan ekspansi pemikiran, horizon berpikirnya semangkin luas seperti aspek-aspek sosial, moralitas dan keadilan.

  1. Aspek Emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal ( MTS), perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan kritis yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial ,emosi yang sering bersifat negatif dan tempramental atau mudah tersinggung, marah dan sedih, kondisi ini terjadi terutama bila remaja itu hidup dilingkungan yang kurang harmonis.

  1. Aspek Sosial

Pada masa ini berkembang “sosial cognition” yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya, masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap”comformity” yaitu kecendrungan untuk meniru, mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan remaja yang nakal, menjadi pecandu NAPZA, meminum minuman keras, free sek atau berprilaku kriminal, ini disebabka pada saat remaja itu mencontoh, dia kurang memperhitungkan baik buruknya sesuatu tindakan yang akan dilakukan, tapi pada saat remaja sudah menanjak dewasa maka kemampuan untuk menirunya berkurang karena kemampuan untuk berpikir sudah semangkin matang.

  1. Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembang self identity ( kesadaran akan identitas atau jati diri), remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan:

Siapa saya ?

Apa peran saya …?

Mengapa saya harus melakukan….?

Apa bila remaja memahami dirinya, peran-peranya dalam kehidupan maka dia akan menemukan jati dirinya dalam arti lain dia akan memiliki kepribadan yang sehat sebaliknya apa bila ia gagal maka ia akan mengalami kebingungan atau kekacauan sehingga ia cendrung memiliki kepribadian yang kurang sehat. Remaja yang mempunyai kepribadian yang kurang sehat dia cendrung untuk melakukan tindakan – tindakan atau prilaku yang menyimpang yang keluar dari aturan-aturan norma baik itu norma sosial maupun norma hukum seperti:

remaja pria rambutnya di cat merah, memakai anting-anting, memakai gelang dan kalung, pakaian compang camping, bertato, merokok narkoba dan minumminumam keras  Prilaku nakal atau aneh-aneh itu berkembang karena dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya orang tua tidak memberikan ketauladanan dalam berakhlak mulia atau pengamalan ajaran agama, orang tua bersikap bebas, otoriter, maka anak mengalami pola asuh yang salah.

  1. Aspek Kesadaran Beragama

Pilkunas (1976) mengemukakan pendapat william kay.yaitu bahwa tugas utama prkembangan remaja adalah memperoleh kematangan system moral untuk membimbing perilakunya.Kematangan remaja belumlah sempurna,jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Pendapat ini menunjukan tentang pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nlai moral, terutama yang bersumber dari agama.Terkait dengan kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Kualitas kesadaran beragama remaja sangat diperbaharui oleh kualitas pendidikan atau pengalaman keagamaan yang diterimanya sejak usia dini, terutama di lingkungan keluarga.

(Sumber : Akhmad Sodiq, MAg, Berakidah benar, Berakhlak Mulia, kelas XI Insan Madani, Sleman, 2006)

2.3.          Ciri-Ciri Masa Remaja

  • Peningkatan emosional yang terjadi secara singkat.

Peningkatan emosional ini merupaakan hasil perubahan fisik, terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang di tujukan kepada remaja, misalnya mereka di harapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti kanak-kanak.

  • Perubahan secara fisik juga di sertai kematangan seksual.

Perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi perubahan internal seperti sistem sirrkulasi, pencemaan dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal sebagai contoh tinggi badan, berat badan dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

  • Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain

Selama masa remaja banyak hal hal yang menarik bagi dirinya di bawah dari masa kanak-kanak di gantikan hal yang menarik yang lebih matang.

  • Perubahan nilai

Dari perubahan nilai mereka menganggap pentingnya masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

 

2.4.         Perilaku Remaja Saat ini

Remaja dalam perkembangannya memerlukan lingkungan adaptif yang dapat menciptakan kondisi nyaman untuk bertanya untuk membentuk karakter bertanggung jawab terhadap dirinya. Beberapa penelitian menunjukan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Penelitian di jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3% remaja putri hamil peranika mengaku taat beribadah.

Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan 50 persen wanita yang datang di suatu klinik untuk mendapatkan induksi haid berusia 15-20 tahun. Menurut Prof.Wimpie induksi haid adalah nama lain untuk aborsi.

Penelitian di Bandung tahun 1991 menunjukkan dari pelajar SMP 10,53 % pernah melakukan ciuman bibir, 5,6% melakukan ciuman dalam dan 3,86% pernah berhubungan seksual.

Di Denpasar sendiri menurut guru besar fakultas kedokteran universitas kudayana per november 2007 441 wanita dari 4041 orang terjangkit HIV atau AIDS.

Remaja merupakan kelompok dari manusia yang baru tumbuh dari masa kanak kanak kemasa dewasa. Pertumbuhan remaja ini saah satunya di tandai dengan kematangan biologis, misalnya, bagi wanita, dengan haid, yang pertama dan bagi pria dengan mengeluarkan sperma oleh sebab mimpi basah. Karena masa remaja itu merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam kondisi yang demikian itu, masa remaja sangat membutuhkan bimbingan nilai-nilai islam. Dalam kaitan seks, para remaja harus mengendalikan hawa nafsu.

Hancurnya moralitas remaja saat ini tampaknya terus menjadi fakta yang layak di sesali remaja mulai kehilangan moralitasnya sehingga degradasi moralitas di kalangan mereka sangat sulit untuk di selesaikan.

Pergaulan bebas yang biasanya terjadi di kalangan remaja mudah di lakukan sebab pada masa ini, para remaja memiliki kondisi mental dan pemikiran yang sangat labil, serta mudah terjebak pada hal-hal yang tidak baik di lakukan oleh karena itu, ketika pergaulan menjadi akan masalah, perlu di usahakan suatu bentuk pergaulan dimana remaja dapat menjauhi perbuatan yang tidak baik.

 

2.5.          Etika Pergaulan Remaja dalam Pandangan Islam

Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.

Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman.

Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.

Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

  1. Menutup Aurat

Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.

Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang. Seperti yang sudah di jelaskan dalam firman Allah Surat Al Ahzab Ayat 59 :

$pkš‰r¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurø—X{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# šúüÏRô‰ãƒ £`ÍköŽn=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºsŒ #’oT÷Šr& br& z`øùt÷èムŸxsù tûøïsŒ÷sム3 šc%x.ur ª!$# #Y‘qàÿxî $VJŠÏm§‘ ÇÎÒÈ

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

 

  1. Menjauhi Perbuatan Zina

Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:

Ÿwur (#qç/tø)s? #’oTÌh“9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sù uä!$y™ur Wx‹Î6y™ ÇÌËÈ  

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”

 

Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut:

–          ­­­­ Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.

–          Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.

  1. Dilarang Berkhalwah (berduaan antara pria dengan wanita)

Rasulullah melarang pria dan wanita berkhalwah baik di tempat umum maupun di tempat sepi, karena yang ketiga adalah syaitan. Khalwah adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak ada hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga. Termasuk khalwah berdua-duaan di tempat umum yang antara mereka dengan pasangan itu saling tidak kenal mengenal atau saling kenal tapi tidak punya kepedulian, atau tidak punya kontak komunikasi sama sekali, sekalipun berada dalam area yang sama, seperti di pantai, pasar, restoran, apalagi di bioskop dan tempat-tempat hiburan tertutup lainnya. Syaitan akan selalu mencari peluang dan memanfaatkan segala kesempatan untuk menjerumuskan anak cucu Adam. Dalam banyak kasus muda-mudi mudah sekali jatuh ke dalam perzinaan apabila sudah berdua-duaan di manapun. Jadi larangan berkhalwah sebagai tindakan pencegahan supaya tidak terjatuh ke lembah dosa yang lebih dalam.

  1. Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara dihadapan laki-laki bukan mahram. (QS. Al-Ahzab : 32) :

uä!$|¡ÏY»tƒ ÄcÓÉ<¨Z9$# ¨ûäøó¡s9 7‰tnrŸ2 z`ÏiB Ïä!$|¡ÏiY9$# 4 ÈbÎ) ¨ûäøø‹s)¨?$# Ÿxsù z`÷èŸÒøƒrB ÉAöqs)ø9$$Î/ yìyJôÜuŠsù “Ï%©!$# ’Îû ¾ÏmÎ7ù=s% ÖÚttB z`ù=è%ur Zwöqs% $]ùrã÷è¨B ÇÌËÈ  

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya[1214] dan ucapkanlah Perkataan yang baik”

  1. Dilarang bagi wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu hari.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama mahramnya.”

  1. Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan, juga sebaliknya.

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW mwlaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki.” (HR. Bukhari dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin).

Tata Cara Pergaulan Remaja :

1)      Mengucapkan dan Menjawab Salam

Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.

      Islam mengajarkan kepada sesama Muslim untuk saling bertukar salam apabila bertemu atau bertamu. Rasulullah SAW bersabda :

“ Kamu tidak akan masuk surga sebelum beriman, dan tidak akan beriman sebelum berkasih sayang. Maukah kamu aku tunjukkan suatu amalan yang akan dapat memupuk rasa kasih sayang sesamamu? Yaitu senantiasalah mengucapkan salam sesamamu.” (HR.Muslim)

      Bila bertamu yang mengucapkan salam terlebih dahulu adalah si tamu, tetapi apabila bertemu, yang terlebih dahulu mengucapkan salam adalah yang berada di atas kendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak, dan yang lebih muda kepada yang lebih tua. Namun, hal tersebut tidaklah berlaku mengikat, bahkan Rasulullah SAW, memberikan catatan bahwa yang paling utama adalah yang paling dahulu memberikan salam. Pria boleh mengucapkan salam kepada wanita dan begitu pula sebaliknya. Salam yang di ajarkan Islam adalah salam yang bernilai tinggi, universal, dan tidak terikat dengan waktu. Di sebut bernilai tinggi karena mengandung do’a untuk mendapatkan keselamatan, berkah dan rahmat dari Allah SWT. Universal karena berlaku untuk seluruh umat islam di manapun berada.

2)      Meminta Izin

Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu.

3)      Menghormati Orang yang Lebih Tua dan Menyayangi yang Lebih Muda

Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.

4)     Bersikap Santun dan Tidak Sombong

Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.

5)      Bicara dengan Perkataan yang Sopan

Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .

6)      ­­Tidak Boleh Saling Menghina

Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.

7)      Tidak Boleh Saling Membenci dan Iri Hati

Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.

8)      Mengisi Waktu Luang untuk Kegiatan yang Bermanfaat

Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.

9)     Mengajak untuk Berbuat Kebaikan

Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.

(Sumber : Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, (Beirut: Dar al-Fikri, 1976)

2.6.          Dampak Negatif Pergaulan Muda-Mudi dalam Islam

  1. Menghancurkan masa depan remaja
  2. Memupuskan harapan orang tua dan keluarga
  3. Terseret dalam lingkaran syetan
  4. Melakukan dosa dosa besar .
  5. Mengarah pada perzinaan dan prostitusi yang dapat menyebabkan HIV atau AIDS.

(Sumber : http://www.scribd.com/doc/23777988/Pergaulan-Dalam-Pandangan-Islam)

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1.  Kesimpulan

Sebagai umat islam yang beriman dan hidup di lingkungan masyarakat luas, kita harus mempunyai ahlaq yang baik di karenakan kita sudah di berikan akal pikiran yaitu untuk berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.Dan apabila kita tidak mempunyai ahlaq yang baik pastilah kita akan di benci oleh orang – orang di sekitar kita itu semua di sebabkan karena kita tidak mengikuti apa yang telah ditentukan oleh syari’at islam. Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa pergaulan muda mudi sangatlah penting dan harus mengikuti syari’at islam agar kehidupan kita semua tertata dengan baik.

3.2.  Saran

Dalam kehidupan sehari – hari seharusnya kita menjadikan Al – Qur’an dan Assunah sebagai pegangan hidup agar kita semua selamat dunia akhirat. Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Akhmad Sodiq, MAg, Berakidah benar, Berakhlak Mulia, kelas XI Insan Madani, Sleman, 2006

A.Mustadjib dkk, Materi pokok, Aqidah Akhlak Buku II Modul 7-12, Jakarta, Dirjen Binbaga Islam dan UT, 1998

Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, (Beirut: Dar al-Fikri, 1976)

Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, Jilid III, (Kairo: Muktabah an-Nahdhah, 1973)

Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975)

http://assyafieq.blogspot.com/2010/11/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html

http://www.scribd.com/doc/23777988/Pergaulan-Dalam-Pandangan-Islam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar